Nasionalisasi Industri dan Kontrol Buruh
oleh: Leon Trotsky
---------------------------------------------------------------------------
Pengantar
Pada tahun 1938, ketika pemerintahan Cardenas di Meksiko
menasionalisasi industri minyak dari imperialis Anglo-Amerika,
koran-koran seperti NY Daily News mengatakan bahwa aksi nasionalisasi
tersebut disebabkan oleh pengaruh Leon Trotsky yang saat itu sedang
eksil di Mexico. Tentu saja ini tidak benar.
Trotsky telah membuat sebuah perjanjian, yang sangat dia perhatikan,
bahwa sebagai imbalan atas suaka politik di Meksiko dia tidak akan
terlibat di dalam politik Meksiko. Sebagai akibatnya, dia hanya bisa
memberikan komentar umum mengenai aksi nasionalisasi tersebut. Dia
mendukung aksi tersebut dan menjelaskan pandangan-pandangannya di
dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada tanggal 5 Juni 1938, yang
kemudian diterbitkan di majalah Socialist Appeal (sekarang dikenal
sebagai The Militant) pada tanggal 25 Juni 1938. Saat itu, tidak
diketahui kalau Trotsky menulis lebih jauh mengenai satu aspek
nasionalisasi tersebut: yakni kontrol buruh atas industri minyak yang
dinasionalisai oleh pemerintahan Meksiko.
Pada bulan April 1946, Joseph Hansen, mantan sekretaris Leon Trotsky,
mengunjungi Natalia Trotsky. Dia juga memanggil teman-teman Trotsky
untuk bertemu. Salah satu dari mereka telah mempelajari aksi
nasionalisasi tersebut. Teman yang satu ini bercerita mengenai
diskusinya dengan Trotsky mengenai keunikan kontrol buruh di industri
yang dinasionalisasi di sebuah negara kapitalis.
Trotsky berjanji untuk menganalisa topik ini lebih jauh. Kira-kira
tiga hari kemudian, sekretaris Prancis Trotsky menelpon bahwa Trotsky
telah menulis sebuah artikel pendek mengenai topik tersebut.
Artikel ini tidak pernah dipublikasikan dimana-mana. Kamerad Hansen
memeriksa manuskrip tersebut. Diketik dalam bahasa Prancis, artikel
tersebut tidak ada tanggalnya dan tidak dibubuhi tandatangan, tetapi
tambahan-tambahan dan koreksi-koreksi yang ditulis dengan tinta tampak
seperti tulisan tangannya Trotsky. Gaya tulisan, dan terutama metode
analisa dan kesimpulan-kesimpulan revolusioner di dalam artikel
tersebut tidak diragukan lagi adalah milik Trotsky. Kamerad Hansen
segera mengetik sebuah kopi dan membawanya ke Natalia. Dia yakin akan
keaslian artikel ini. Kira-kira, artikel ini ditulis pada bulan Mei
atau Juni 1938. ? Editor Fourth International, New York
-----------------------------------------------------------------------------
Di negara-negara yang industrinya terbelakang, modal kapital asing
memainkan sebuah peran yang penting. Maka dari itu, kelas borjuasi
nasional secara relatif lebih lemah dibandingkan dengan kelas proletar
nasional. Ini menciptakan situasi-situasi yang unik di dalam kekuasaan
negara. Pemerintahan negara-negara tersebut berayun-ayun di antara
kapital asing dan domestik, di antara kaum borjuasi nasional yang
lemah dan kaum proletar yang secara relatif lebih kuat. Ini memberikan
pemerintahan tersebut sebuah karakter Bonapartis yang unik.
Pemerintahan ini, bisa dikatakan, mengangkat dirinya di atas
kelas-kelas. Sebenarnya, pemerintahan ini dapat memerintah dengan
salah satu dari dua cara ini: menjadi instrumen kapitalisme asing dan
mengikat kelas proletar dengan rantai kediktaturan polisi, atau
melakukan manuver-manuver dengan kelas proletar dan bahkan sampai
sejauh memberikan konsensi-konsensi kepada mereka, dan oleh karenanya
mendapat kesempatan untuk meraih kebebasan tertentu dari
kapitalis-kapitalis asing. Kebijakan pemerintahan Meksiko sekarang ini
adalah manifestasi cara kedua; pencapaian terbesarnya adalah
nasionalisasi rel kereta api dan industri minyak.
Kebijakan-kebijakan ini sepenuhnya berada di dalam limit kapitalisme
negara (state capitalism). Akan tetapi, di dalam sebuah negara
semi-koloni, kapitalisme negara menemukan dirinya di bawah tekanan
besar dari kapitalis swasta asing dan negara-negara kapital asing
tersebut, dan tidak dapat mempertahankan dirinya tanpa dukungan aktif
dari kelas pekerja. Inilah mengapa pemerintahan ini mencoba untuk
memberikan organisasi-organisasi buruh sebuah tanggung jawab yang
cukup besar dalam menjalankan produksi di dalam cabang-cabang industri
yang sudah dinasionalisasi.
Apakah kebijakan yang harus diambil oleh partai buruh di dalam kasus
seperti ini? Untuk menyatakan bahwa jalan menuju sosialisme bukan
melalui revolusi proletar tetapi melalui nasionalisasi
industri-industri oleh negara borjuis dan pemindahannya ke tangan
organisasi-organisasi pekerja, pernyataan ini adalah sebuah kekeliruan
yang dapat membawa malapetaka, sebuah penipuan besar-besaran. Tetapi
permasalahannya bukan ini. Pemerintahan borjuis telah melaksanakan
nasionalisasi dan terpaksa harus meminta partisipasi buruh di dalam
manajemen industri nasional tersebut. Seseorang dapat menghindari
pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa tanpa pengambilalihan kekuasaan
oleh kelas proletar, maka partisipasi serikat-serikat buruh di dalam
manajemen industri-industri kapitalisme negara (state capitalism)
tidak akan memberikan hasil-hasil sosialis. Akan tetapi, kebijakan
negatif seperti itu (yakni menolak partisipasi di dalam
industri-industri yang sudah dinasionalisasi oleh negara borjuis ?
penerjemah) tidak akan dimengerti oleh rakyat dan ini akan memperkuat
posisi kaum oportunis. Bagi kaum Marxis, permasalahannya bukan
membangun sosialisme dengan tangan kaum borjuasi, permasalahan
utamanya adalah untuk memanfaatkan situasi-situasi yang timbul dari
kapitalisme negara dan memajukan gerakan buruh revolusioner.
Partisipasi di dalam parlemen-parlemen borjuis sudah tidak dapat
memberikan hasil-hasil yang positif; di dalam kondisi tertentu,
partisipasi ini bahkan dapat menghancurkan moral dan semangat
deputi-deputi buruh tersebut. Tetapi ini bukanlah sebuah argumen bagi
kaum revolusioner untuk mendukung anti-parlementerianisme.
Adalah keliru untuk menyamakan kebijakan partisipasi buruh di dalam
manajemen industri nasional dengan kebijakan partisipasi kaum sosialis
di dalam pemerintahan borjuis (yang kita sebut dengan
ministerialisme). Semua anggota pemerintahan terikat oleh ikatan
solidaritas. Sebuah partai yang terwakilkan di dalam pemerintah
bertanggung jawab atas seluruh kebijakan pemerintahan tersebut.
Partisipasi di dalam manajemen sebuah cabang industri nasional
mengijinkan kesempatan penuh untuk menjadi oposisi politik. Di dalam
kasus dimana perwakilan buruh di dalam manejemen adalah minoritas,
mereka bisa menyerukan dan mempublikasikan proposal yang ditolak
kepada para pekerja.
Partisipasi serikat buruh di dalam manajemen industri nasional bisa
dibandingkan dengan partisipasi kaum sosialis di dalam pemerintahan
munisipal/kota, dimana kaum sosialis kadang-kadang meraih kemenangan
mayoritas dan harus memerintah ekonomi kota yang penting, walaupun
kelas borjuasi masih mendominasi negara dan hukum properti borjuasi
masih utuh. Kaum reformis di pemerintahan munisipal secara pasif
menyesuaikan diri mereka dengan rejim borjuasi. Sebaliknya, kaum
revolusioner di arena munisipal melakukan segalanya untuk membela
kepentingan rakyat pekerja dan pada saat yang sama mendidik para
pekerja di dalam setiap langkah bahwa kebijakan munisipal ini tidak
mempunyai kekuatan riil sama sekali tanpa penaklukan kekuasaan.
Perbedaannya adalah bahwa di dalam arena pemerintahan munisipal para
pekerja meraih posisi-posisi tertentu dengan melalui pemilihan
demokratik, sedangkan di dalam industri nasional pemerintahanlah yang
mengundang para pekerja untuk mengambil posisi-posisi tertentu. Tetapi
perbedaan ini hanyalah formalitas. Di dalam kedua kasus, kaum borjuasi
terpaksa memberikan konsensi kepada kaum pekerja. Kaum pekerja lalu
memanfaatkan konsensi ini untuk kepentingan mereka sendiri.
Sangatlah bodoh bila kita menutup mata terhadap bahaya yang datang
dari situasi dimana serikat buruh memainkan peran utama di dalam
industri nasional. Basis dari bahaya ini adalah hubungan antara
pemimpin-pemimpin serikat buruh dengan aparatus kapitalisme negara,
yakni transformasi wakil-wakil proletar yang bermandat menjadi tawanan
negara borjuasi. Tetapi, sebesar apapun bahaya tersebut, ini hanya
merupakan bagian dari bahaya yang umum ? atau lebih tepatnya, penyakit
yang umum. Yakni degenerasi/kebangkrutan borjuis dari
aparatus-aparatus serikat buruh di dalam era imperialisme, bukan hanya
di pusat-pusat kota metropolitan tua, tetapi juga di negara-negara
koloni. Di dalam kebanyakan kasus, pemimpin-pemimpin serikat buruh
adalah agen-agen politik dari kelas borjuasi dan negaranya. Di dalam
industri nasional, pemimpin-pemimpin ini dapat menjadi dan telah
menjadi agen-agen administrasi langsung kaum borjuasi. Untuk melawan
bahaya ini tidak ada jalan yang lain kecuali berjuang untuk
independensi gerakan buruh secara umum, dan secara khusus membentuk
simpul-simpul revolusioner yang solid di dalam serikat buruh, yang
mampu memperjuangkan kebijakan kelas buruh dan komposisi revolusioner
di dalam kepemimpinan serikat buruh.
Bahaya yang lain datang dari kenyataan bahwa bank-bank dan
perusahaan-perusahaan kapitalis lainnya, yang diperlukan secara
ekonomis oleh cabang industri nasional, dapat dan akan menggunakan
metode-metode sabotase tertentu untuk menciptakan halangan bagi
kontrol buruh, untuk mendiskreditkan dan mendorongnya ke kegagalan.
Para pemimpin reformis akan mencoba mencegah bahaya ini dengan
menuruti secara patuh tuntutan-tuntutan kapitalis ini, terutama
bank-bank. Sebaliknya, dari sabotase oleh bank-bank ini,
pemimpin-pemimpin revolusioner akan mengambil kesimpulan bahwa mereka
perlu menyita bank-bank tersebut dan membentuk satu bank nasional yang
akan menjadi rumah akuntan dari seluruh ekonomi. Tentu saja ini harus
dihubungkan dengan permasalahan penaklukkan kekuasaan oleh kelas buruh.
Perusahaan-perusahaan kapitalis, domestik dan asing, secara tak
terelakkan akan berkonspirasi dengan institusi-institusi negara untuk
mempersulit kontrol buruh di dalam industri nasional. Di pihak yang
lain, organisasi-organisasi buruh yang ada di dalam manajemen
cabang-cabang industri nasional harus bersatu untuk saling bertukar
pengalaman, harus saling memberikan dukungan ekonomi, harus bertindak
dengan kesatuan dalam menuntut kondisi kredit dari pemerintahan, dsb.
Tentu saja biro pusat kontrol buruh atas cabang-cabang industri yang
sudah dinasionalisasi ini harus mempunyai hubungan terdekat dengan
serikat-serikat buruh.
Ringkasnya, arena perjuangan yang baru ini mengandung kesempatan yang
paling besar dan bahaya yang paling besar juga. Bahaya ini datang dari
kenyataan bahwa melalui serikat-serikat buruh yang terkendali,
kapitalisme negara dapat menekan kelas pekerja, mengeksploitasi
mereka, dan melumpuhkan perjuangan mereka. Kesempatan revolusioner
dapat tiba bila kaum buruh mampu memimpin serangan terhadap
kekuatan-kekuatan kapital dan negara borjuasi melalui posisi mereka di
dalam cabang-cabang industri yang penting. Mana yang akan menang? Dan
kapan? Ini sangatlah mustahil untuk diprediksi. Ini semuanya
tergantung dari perjuangan tendensi-tendensi yang berbeda di dalam
kelas buruh, dari pengalaman buruh sendiri, dari situasi dunia.
Bagaimanapun juga, untuk menggunakan arena perjuangan ini demi
kepentingan kelas buruh dan bukan aristokrasi buruh dan birokrasi,
hanya dibutuhkan satu kondisi: keberadaan sebuah partai Marxis
revolusioner yang mempelajari dengan hati-hati semua aktifitas kelas
buruh, mengkritisi setiap penyimpangan, mendidik dan mengorganisir
pekerja, meraih pengaruh di dalam serikat-serikat buruh, dan
memastikan perwakilan buruh yang revolusioner di dalam industri
nasional.
Label:
r.u.a.n.g - propaganda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar